Perlahan
Sangat pelan
Gurat kehitaman itu mulai
menutupi langit
Menutupi gurat-gurat putih nan
indah
Kepulan awan hitam mulai menutupi
bumi siliwangi
Para sahabat di sana mulai
mempercepat langkah
Nenek di sebelah mulai merapikan
jemurannya
Ku coba menikmati keindahan gurat
itu
Lekukan-lekukan hitam yang yang
saling menyatu
Di selingi garis-garis hiitam
yang saling memotong
Mereka mulai menutupi langit
Menutupi cahaya
Menurupi keindahan awan putih di
sore ini
Tampak bayangan hitam mulai hilir
mudik
Kesana-kemari bagai anak-anak
yang sedang bermain
Kelihatannya mereka senang sekali
Menantikan tetes demi tetes air
yang akan jatuh ke bumi pertiwi
Menyirami dedaunan
Menyirami gersangnya tanah
Menyirami keangkuhan manusia
Menyirami hati yang sedang gundah
Menyirami mereka yang berlari
menghindari tetesan yang mereka butuhkan
Bayangan hitam itu tetap hilir
mudik menikmati tetesan hujan yang makin menderas
Kelihatan senang sekali
Kupandangi mereka
Seakan mereka tersenyum dan
mengajakku berlai-lari
Ikut menikmati indahnya hujan
disore ini
“Sepatu kuliahku cuman satu”
jawabku dalam hati
Sambil menyunggingkan senyum
kepada mereka
Kuharap mereka memahaminya