Rabu, 04 April 2012

Puisi “gurat hitam yang menutupi”


Perlahan
Sangat pelan
Gurat kehitaman itu mulai menutupi langit
Menutupi gurat-gurat putih nan indah

Kepulan awan hitam mulai menutupi bumi siliwangi
Para sahabat di sana mulai mempercepat langkah
Nenek di sebelah mulai merapikan jemurannya

Ku coba menikmati keindahan gurat itu
Lekukan-lekukan hitam yang yang saling menyatu
Di selingi garis-garis hiitam yang saling memotong
Mereka mulai menutupi langit
Menutupi cahaya
Menurupi keindahan awan putih di sore ini

Tampak bayangan hitam mulai hilir mudik
Kesana-kemari bagai anak-anak yang sedang bermain
Kelihatannya mereka senang sekali
Menantikan tetes demi tetes air yang akan jatuh ke bumi pertiwi

Menyirami dedaunan
Menyirami gersangnya tanah
Menyirami keangkuhan manusia
Menyirami hati yang sedang gundah
Menyirami mereka yang berlari menghindari tetesan yang mereka butuhkan
Bayangan hitam itu tetap hilir mudik menikmati tetesan hujan yang makin menderas
Kelihatan senang sekali

Kupandangi mereka
Seakan mereka tersenyum dan mengajakku berlai-lari
Ikut menikmati indahnya hujan disore ini

“Sepatu kuliahku cuman satu” jawabku dalam hati
Sambil menyunggingkan senyum kepada mereka
Kuharap mereka memahaminya