"aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah"
Bersaksi disini artinya adalah "menyaksikan", Jadi apakah kita telah menyaksikan Allah dan Muhammad ? Kata menyaksikan disini tidak sama artinya dengan persepsi. Yang mana apabila kita tidak mengenal Allah maka kita akan memiliki persepsi masing-masing mengenai Allah dan Muhammad. Dan setiap orang akan memiliki Allah dan Muhammadnya masing-masing.
Lalu pertanyaannya "bagaimana agar kita dapat sebenar-benarnya menyaksikan Allah dan Muhammad ?". Pada kuliah ini dosen saya menjelaskan "fasalu ahluzzikri inkuntum ta'lamuun.". Yang artinya ; bertanyalah kepada "ahlu zikir" apabila kalian tidak mengetahui.
Dapat disimpulkan dari ayat di atas bahwa kita harus bertanya kepada ahlu zikir. Tapi siapakah Ahlu zikir tersebut ? Ahlu Zikir artinya orang yang "selalu" mengingat Allah. Siapakah orang yang dapat selalu mengingat Allah ? Yang dapat selalu mengingat Allah hanyalah nabi Muhammad SAW. Jadi kita harus bertanya kepada nabi Muhammad SAW. Tapi rasul junjungan umat itu kini telah tiada. Bagaimana solusinya ?
Bapak Munawar Azmi menjelaskan bahwa disetiap zaman akan ada ulama pewaris nabi. Yang mewarisi ilmu nabi secara keseluruhan. Jadi kita menemukan solusi bahwa apabila kita ingin menyaksikan Allah dan Muhammad maka kita harus bertanya pada ulama pewaris nabi. Namun siapakah ulama pewaris nabi itu ?
Beliau kembali menjelaskan bahwa ulama pewaris nabi akan ada disetiap zaman. Apabila salah seorang meninggal maka akan ada gantinya. Dan pada setiap zaman itu hanya "ada satu" orang ulama pewaris nabi.
Hanya ada satu orang ulama pewaris nabi pada setiap zamannya ! Jadi bagaimanakah cara kita untuk mencari dan bertanya pada ulama pewaris nabi yang hanya satu orang pada setiap zamannya ?
Beliau menjelaskan bahwasanya ulama pewaris nabi itu memiliki sifat dan akhlaq layaknya Nabi Muhammad SAW. Paham Al-quran. Memiliki kelebiha-kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Kemudian berani bersumpah bahwasanya beliau mampu mengajarkan cara untuk mengenal dan menyaksikan Allah SWT dan beliau adalah ulama pewaris nabi.
Namun tidak semua orang akan mampu untuk bertemu dengan ulama pewaris nabi. Hanya orang yang memiki keinginan untuk mengenal Allah lah yang dapat menemukan dan berguru pada beliau. Dan tidak itu saja, orang itu juga harus sudah dapat menundukkan nafsunya. Dimana nafsu tidak lagi menunggangi dirinya. Tapi dirinyalah yang menunggangi nafsu.
2. Shalat
Setelah kita menyaksikan Allah dan Muhammad, barulah kita dapat shalat dengan khusu. Apabila kita tidak mengenal Allah atau menyaksikanNya maka shalat kita tidak akan pernah khusu. Dan orang-orang yang belum menyaksikan Allah dan Muhammad maka shalatnya akan sahun atau lalai. Dan nerakalah tempat kembali orang-orang yang melalaikan (bukan melalaikan waktunya) shalat.
"Dapat menghadirkan Allah disetiap shalatnya"
"Dapat menghadirkan Allah disetiap shalatnya"
3. Zakat
Zakat disini intinya bukanlah memberikan sebagian harta kita kepada orang yang telah ditentukan.
Setelah kita menyaksikan Allah dan Muhammad. Kemudian dapat shalat dengan khusu. Baru kita melaksanakan zakat dengan pemahaman bahwa seluruh harta dan apapun yang kita miliki bukanlah milik kita. semuanya hanyalah milik Allah SWT.
"Intinya adalah pada pemahaman bahwa semuanya hanyalah milik Allah."
4. Berpuasa pada bulan ramadhan
5. Menunaikan haji bagi yang mampu
Kuliah PAI bersama bapak Munawar Azmi
PKO FPOK UPI Bamdung