Nama
: Herdiansyah Agus
Nim
: 1103805
Modul 7 Latihan
1
I.
DEFENISI KONSEP DASAR.
a)
Perasaan (feelings)
suasana batin yang tenang dan tertutup karena tidak banyak
melibatkan aspek-aspek fisik.
b)
Emosi
perpaduan dari beberapa perasaan (feelings) yang mempunyai
intensitas yang relative tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin.
Suasana batin yang dinamis, bergejolak, dan terbuka.
c)
Ketegangan (tension, strain)
suatu situasi dimana pada kenyataannya terdapat
kebutuhan-kebutuhan atau munat-minat yang berbeda menyebabkan individu tersebut
kesulitan dalam memilihnya.
Kecemasan dan kegelisahan
d)
Stress
Suatu reaksi fisik danemosional terhdap aspek-aspek lingkungan
yang secara potensial mengancam.
Stress terjadi ketika ada tuntutan terhadap seseorang yang
menjadi beban atau melebihi sumber-sumber penyesuaian diri.
Rangsangan yang mengganggu keseimbangan organisme baik
biologis maupun psikologis
e)
Anxiety (kecemasan)
suatu perasaan subyektif berupa kekhawatiran dan meningkatnya
ketegangan secara fisiologis.
f)
Rasa takut (fear)
afeksi neegatif dalam diri seseorang.
g)
State Anxiety
kecemasan yang dirasakan seseorang dalam waktu tertentu dan
lebih bersifat sementara.
h)
Trait Anxiety
sifat pencemas yang melekat dalam kepribadian seseorang.
i)
Harm Anxiety
kecemasan yang dirasakan seseorang karena takut cedera.
j)
Failure Anxiety
kecemasan yang dirasakan seseorang karena takut gagal.
k)
Frustasi
suatu reaksi psikologis terhadap halangan atau rintangan
terhadap perilaku yang berpotensi pada tuyjuan.
l)
Self-defence mechanism
mekanisme pertahanan diri.
m)
Angry aggression
agresi marah.
n)
Regression (kemunduran)
kemunduran dalam perilaku seseorang (seperti kanak-kanak).
o)
Fiksasi (fixation)
suatu pengulangan kembali suatu cara yang pernah memberikan
hasil yang baik.
p)
Repression (represi)
usaha seseorang untuk menekan emosinya atau melupakan
sesuatu yang pernah menyakiti dirinya.
q)
Reaction formation
suatu reaksi yang dibuat-buat untuk menutupi kekurangannya.
r)
Rasionalisasi
suatu reaksi dengan mencari-cari alasan atau dalih yang
seakan-akan rasional untuk menutupi kekurangan atau kesalahan dirinya.
s)
Proyeksi
usaha seseorang untuk
melemparkan sebab kagagalannya kepada orang lain atau sesuatu di luar dirinya.
t)
Kompensasi
suatu bentuk reaksi frustasi dengan jalan mencari atau
mencapai kesuksesan di suatu tempat atau bidang lain.
u)
Sublimasi
mengalihkan suatu dorongan kepada kegiatan lain yang lebih
luhur.
v)
Day dreaming (melamun)
bentuk reaksi frustasi karena gagal di alam nyata, kemudian
ia melarikan diri ke alam khayalan.
w)
Stressor
sumber atau penyebab munculnya kondisi stress pada diri
seseorang.
x)
Competitive stress
kondisi stress yang bersifat kompetitif.
y)
Arousal
emosional negative yang dapat mengganggu atau mengacaukan
penampilan atlet.
z)
Under readiness
kondisi atlet yang tidak siap menghadapi pertandingan.
II.
APLIKASI KONSEP
a)
Proses terjadinya anxiety dan stress dalam olahraga dan
gejala-gejala yang dapat diamati dari luar
Anxiety atau
stress dapat terjadi ketika seseorang/atlet dituntut untuk dapat memenangkan
suatu pertandingan yang sangat kompetitif atau sulit. Dan dalam diri atlet
tersebut terdapat sifat pencemas. Ditambah lagi dengan tingginya tingkat
kompetitif pertandingan tersebut (misalnya final dengan juara bertahan tiga
kali berturut-turut). Sehingga timbulah persepsi negatif (suatu ancaman) dalam
diri atlet. Maka kecemasan (anxiety) dalam diri atlet semakin meningkat.
Gejala yang
timbul berupa rasa cemas dan takut. Apabila kecemasan telah memuncak, maka
terjadilah stress dalam diri atlet tersebut. Gejala yang timbul berupa
emosional.
b)
Contoh atlet yang mengalami gejala frustasi dan
analisis
Contohnya
ketika seorang atlet yang dituntut untuk dapat menjuarai suatu pertandingan. Tetapi
pada kenyatannya atlet tersebut gagal. Maka atlet itu akan mengalami frustasi.
Frustasi terjadi apabila tujuan seseorang tidak tercapai (gagal). Kegagalan ini
akan menyebabkan kekecewaan. Apabila kekecewaan ini terjadi terus menerus akan
mengganggu psikis, emosi dan perilakunya. Apabila sudah terjadi demikian maka
atlet tersebut sudah berada dalam kondisi frustasi.
Bentuk-bentuk reaksi yang timbul :
Perilaku emosional, meliputi angry aggression (agresi
marah), Helplesness anxiety (ketidakberdayaan), Regression (kemunduran),
Fiksasi (mengulangi kembali suatu cara yang pernah memberikan hasil yang baik,
Represi (menekan emosi), Reaction formation (reaksi yangdibuat-buat.
Menempatkan sebab-sebab kegagalan kepada pihak lain diluar
dirinya, meliputi rasionalisasi (reaksi dengan cara mencari-cari alasan),
proyeksi (melemparkan sebab kepada orang lain).
Mencari tujuan penggganti,
meliputi kompensasi (reaksi frustasi dengan jalan mencari kesuksesan di
tempat lain), sublimasi (mengalihkan suatu dorongan kepada kegiatan lain yang
lebih luhur), day dreaming (melamun).
c)
Penjelasan inverted-V dan inverted-U dan kaitan antara
teori U-terbalik denga teori drive
Inverted V : grafik kondisi emosi atlet yang menggambarkan
bahwa kondisi emosi atlet akan mencapai puncaknya beberapa saat sebelum ia
memasuki arena pertandingan, namun pada saat memasukii pertandingan, ketegangan
akan menurun atau hilang sama sekali.
Inverted U : grafik tentang hubungan antara arousal
(emosional negative) dan kesukaran tugas terhadap dampaknya pada penampilan.
Hubungan antara teori U terbalik dan teori drive :
yang menggambarkan tentang sebuah penampilan ditentukan
oleh gugahan emosi dan tingkat keterampilan. Drive teori ini akan merupakan
teori yang yang kompleks mengenai rantai stimulus respon dalam kaitanyadengan
motivasi dan belajar.
d)
Hubungan antara trait anxiety dan state anxiety dalam
konteks olahraga kompetitif
Hubungan antara trait anxiety (sifat pencemas yang melekat
dalam pribadi seseorang), dengan state anxiety (kecemasan yang dirasakan oleh
seseorang dalam waktu tertentu, dan bersifat sementara), yaitu apabila seorang
atlet yang memiliki sifat pencemas sedang dituntut untuk dapat memenangkan
suatu pertandingan. Maka dia pun akan mengalami state anxiety.
III.
TES FORMATIF.
2)
b 7) a
3)
a 8) c
4)
d 9) a
5)
d 10) c