Selasa, 24 Desember 2013

PROPOSAL PENELITIAN (METODE PENELITIAN)




PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN AEROBIK YANG DILATIHKAN DALAM SESI YANG SAMA DENGAN LATIHAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN AEROBIK YANG DILATIHKAN DALAM SESI YANG BERBEDA TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN AEROBIK


PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas metode penelitian



Disusun oleh :
Herdiansyah Agus
1103805


PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHARAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHARAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
 





A.    Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria maupun wanita, tua atau muda melakukan latihan-latihan olahraga, baik di lapangan maupun di jalan. Semua ini mereka lakukan agar kesehatan dan kesegaran jasmani tetap baik yang digunakan sebagai dasar penting untuk hidup bahagia dan bermanfaat.Olahraga dapat dijadikan juga alat pemersatu. Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, juga dalam usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia yang berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan di bidang olahraga.
Sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling popular di dunia. Untuk di Indonesia sendiri olahraga sepak bola bias dikatakan sangat digemari. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat yang sangat besar terhadap olahraga sepak bola. Permaian sepak bla menurut kokasih (191 : 103) adalah : “Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga  permainan yang tersiri dari dua regu dengan setiap regu minima 7 orang pemain, maksimal 11 orang pemain yang berda di lapangan.Bola dimainkan oleh seluruh tubuh kecuali tangan (kecuali penjaga gawang) dengan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu, yang bertujuan untuk memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan menjaga gawang sendiri dari serangan lawan”.
Dalam perkembangannya hampir di setiap negara mepunyai wadah atau organisasi yang memebantu dan meningkatkan prestasi sepak bola dengan adanya kompetisi atau kejuaraan. Dengan adanya kompetisi, mulai dari tingkat usia dini sampai dengan tingkat senior, maka setiap klub sepak bola sudah mulai mempersiapkan calon-calon pengganti dengan membina pemain-pemain yang masih muda atau usia dini. Seiring dengan perkembangan tersebut, banyak sekali sekolah sepak bola (SSB) yang mewadahi putra-putra bangsa usia dini untuk belajar dan berlatih sepak bola. Namun tidak sedikit juga sekolah sepak bola yang terkesan belum siap dan cenderung dipaksakan dalam perkembangannya. Ini dapat terlihat dari jadwal latihan yang sangat minim sekali. Hanya dua kali dalam seinggu, bahkan ada yang haya satu kali dalam seminggu. Padahal sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan semua komponen fisik dasar (kelentukan, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan). Sehingga dalam satu sesi latihan harus diberikan semua komponen fisik dasar tersebut. Harsono (1988:153) menyatakan bahwa : ‘Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik
Santosa (2012:388) menyatakan : ‘Latihan  kekuatan berkaitan dengan menurunnya volume dan kepadatan mitochondria, yang disebabkan oleh meningkatnya volume myofibril. Hal ini menyebabkan terjadinya kemampuan aerobik yang rendah pada otot-otot yang dilatih kekuatan. Setelah membaca pernyataan tersebut secara langsung penulis pernah berdiskusi dengan bapak santosa perihal latihan kekuatan dan daya tahan aerobic. Mernurut beliau memang di sarankan untuk melatihkan kekuatan dan daya tahan aerobic pada sesi yang berbeda. Karena secara fisiologis kedua kompnen latihan tersebut menuntut perkembangan yang berbeda di dalam sel.  
Berdasarkan pernyataan di atas tentu akan terdapat perbedaan latihan kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengang latihan kekuatan dan daya tahan aerobic yang di latihkan dalam sesi yang berbeda. Padahal dalam pelatihan di sekolah-sekolah sepak bola secara umum yang hanya memiliki jadwal latihan dua sampai tiga kali dalam seminggu. Yang artinya tentu saja untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan aerobik dilatihkan dalam satu sesi yang sama.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perbandingan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobik.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah diungkapan sebelunya maka masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan  latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobic ?.
C.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihakan dalam sesi yang sama dengan  latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihakan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobic.
D.    Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapakan ada manfaat dan kegunaan yang bias diperoleh. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1.      Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai perbedaan latihan kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihakan dalam sesi yang sama dengan  latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobic.
2.      Dapat dijadikan pedoman atau acuan bagi para pelatih dan pihak-pihak yang berkompeten  terhadap pembinaan atlet. Terutama bagi pelatihan dengan waktu yang terbatas.


E.     Batasan Penelitian
Agar penelitian ini teratur dan terarah maka peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini, yani :
1.      Fokus penelitian ini adalah  membandingkan latihan kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihkan dalam  sesi yang sama dengan  latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobic.
2.      Latihan kekuatan yang dilatihkan adalah peningkatan kekuatan maksimal dengan  metode hypertropi.
3.      Latihan daya tahan aerobic yang dilatihkan adalah peningkatan daya tahan aerobic dengan metode interval training.
4.      Sampel penelitian adalah atlet sepak bola Kiara Payung FC U-15

F.     Hipotesis
Hiptesis ialah pernyataan sementara yang perlu di uji  kebenarannya, Nurhasan, dkk (2008 : 101). Melihat pernyataan tersebut hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan ini. Dimana hipotesis ini  akan memberikan arah dan tujuan dari penelitian ini. Hipotesis haruslah menjadi landasan logis dan memberikan arah pada proses penelitan itu sendiri.
Mengacu pada asumsi dasar, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut ; latihan kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihkan dalam  sesi yang sama dengan  latihan  kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda memiliki perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobik.
G.    Batasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini maka penulis membatasi beberapa istilah sebagai berikut :
1.      Latihan, Harsono (188 : 101) adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.
2.      Latihan fisik, Dikdik, dkk (2007 : 51)  latihan fisik merupakan bagian yang terpenting untuk semua cabang olahraga. Komponen-komponen latihan fisik yang peru diperhatikan dan dikembangkan menurut Harsono (188 : 100) yaitu daya tahan kardiovascular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan, dan power.
3.      Metode hypertropi, Dikdik, dkk (2007 : 76) metode hypertropi adalah metode latihan kekuatan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan maksimal dengan menambah diameter otot. Metode hypertropi menggunakan beban rendah sampai ringan (intensitas 30-60%) dari kekuatan maksimal dengan repetisi yang banyak dan irama gerakan yang perlahan.
4.      Interval training, Bompa (1999 : 356) interval training refers to method of repeating stimull of various intensities with apreviusly planned rest interval, during which the athletes does not fully regenerate. Interval training mengacu pada metode pengulangan rangsangan dari berbagai tingkat intensitas kerja yang sebelunya telah ditentukan waktu istirahatnya dan rangsangan tersebut terus diberikan ketika atlet belum pulih sebelumnya dari rasa lelah.

H.    Metode Penelitian
Metode peneltian yang digunakan dalam pnenlitian ini adalah metode eksperimen. Yang dimaksud metode eksperimen menurut Surakhmad (1990 : 149) adalah : “Mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki”. Dalam suatu penelitian memerlukan metode  yang sesuai dengan tujuan  penelitian. Lebih lanjut Surakhmad (1982 : 131) mengemukakan bahwa : “metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan misalnya menguji hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
I.       Design Penelitian
1.      Desain penelitian mutlak sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian tentang rencana pengumpulan data dan menganalissi data agar lebih ekonpmis dan sesuai dengan penelitian.
2.      Kerangka umum penelitian, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti
3.      Suatu proses yaitu rangkaian langkah-langkah yangdilakukan secra terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan.
4.      Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan pre-test post-test design.
Mengenai dedain penelitian yang digunakan, peneliti menggambarkannya dalam pola sebagai berikut :
E1
O1
X1
O2
E2
O3
X2
O4

E1                    : kelompok eksperimen 1
E2                    : kelompok eksperimen 2
X1                   : treatment latihan kekuatan dan daya tahan aerobic dalam sesi                                              yang sama
X2                   : treatment latihan kekuatan dan daya tahan aerobic dalam sesi yang berbeda
O1 dan O3      : tes awal atau observasi awal
O2 dan O4      ; tes akhir atau observasi akhir

Adapun langkah-langkah dalam penelitian penulis deskripsikan dalam bentuk seperti dibawah ini.


populasi
sampel
Treatment
Latihan kekuatan dan daya tahan aerobic dalam sesi yang sama
Treatment
Latihan kekuatan dan daya tahan aerobic dalam sesi yang berbeda

Tes akhir
Analisis data
kesimpulan
Tes awal
 










J.      Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Variabel bebas :
·         latihan kekauatn dan daya tahan aerobic yang dilatihakan dalam sesi yang sama
·         latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda
2.      Variabel terikat :
peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobik

K.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (sugiyono, 2002 : 55). Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah atlet sepak bola Kiara Payung FC.
2.      Sampel
Sampel adalah hasil dari penarikan sebagian populasi yang ingin diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat sutardi (1997 : 35) yang mengemukakan bahwa  “sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diselidiki”.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian , terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan.berkaitan denga teknik sampling, Sugiyono (2009 : 81) menjelaskan bahwa : “teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probabilityu sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling simple random, proportionate random, dispropornite stratified random, dan area random. Nonprobability rsampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, dampling aklsidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Berdasarkan sampling di atas ,penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh dalam menentukan samplenya. Teknik sample kenuh , Sugiyono (2009 : 85)  menjelaskan bahwa : “sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi realtif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generaisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.


 DAFTAR PUSTAKA