PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN
DAN DAYA TAHAN AEROBIK YANG DILATIHKAN DALAM SESI YANG SAMA DENGAN LATIHAN
KEKUATAN DAN DAYA TAHAN AEROBIK YANG DILATIHKAN DALAM SESI YANG BERBEDA
TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN AEROBIK
PROPOSAL
SKRIPSI
Diajukan
untuk memenuhi tugas metode penelitian
Disusun oleh :
Herdiansyah Agus
1103805
PRODI
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHARAGA
FAKULTAS
PENDIDIKAN OLAHARAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2013
A.
Latar
Belakang
Olahraga
merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada
dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria maupun wanita, tua atau muda
melakukan latihan-latihan olahraga, baik di lapangan maupun di jalan. Semua ini
mereka lakukan agar kesehatan dan kesegaran jasmani tetap baik yang digunakan
sebagai dasar penting untuk hidup bahagia dan bermanfaat.Olahraga dapat
dijadikan juga alat pemersatu. Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam
kehidupan manusia, juga dalam usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia yang
berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan pembinaan dan
pengembangan di bidang olahraga.
Sepak
bola merupakan cabang olahraga yang paling popular di dunia. Untuk di Indonesia
sendiri olahraga sepak bola bias dikatakan sangat digemari. Hal ini terlihat
dari antusias masyarakat yang sangat besar terhadap olahraga sepak bola. Permaian
sepak bla menurut kokasih (191 : 103) adalah : “Sepak bola merupakan salah satu
cabang olahraga permainan yang tersiri
dari dua regu dengan setiap regu minima 7 orang pemain, maksimal 11 orang
pemain yang berda di lapangan.Bola dimainkan oleh seluruh tubuh kecuali tangan
(kecuali penjaga gawang) dengan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu, yang
bertujuan untuk memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan menjaga
gawang sendiri dari serangan lawan”.
Dalam
perkembangannya hampir di setiap negara mepunyai wadah atau organisasi yang
memebantu dan meningkatkan prestasi sepak bola dengan adanya kompetisi atau
kejuaraan. Dengan adanya kompetisi, mulai dari tingkat usia dini sampai dengan
tingkat senior, maka setiap klub sepak bola sudah mulai mempersiapkan
calon-calon pengganti dengan membina pemain-pemain yang masih muda atau usia
dini. Seiring dengan perkembangan tersebut, banyak sekali sekolah sepak bola
(SSB) yang mewadahi putra-putra bangsa usia dini untuk belajar dan berlatih
sepak bola. Namun tidak sedikit juga sekolah sepak bola yang terkesan belum
siap dan cenderung dipaksakan dalam perkembangannya. Ini dapat terlihat dari
jadwal latihan yang sangat minim sekali. Hanya dua kali dalam seinggu, bahkan
ada yang haya satu kali dalam seminggu. Padahal sepak bola adalah olahraga yang
membutuhkan semua komponen fisik dasar (kelentukan, kecepatan, kekuatan, dan
daya tahan). Sehingga dalam satu sesi latihan harus diberikan semua komponen
fisik dasar tersebut. Harsono (1988:153) menyatakan bahwa : ‘Program latihan
kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh
sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih
baik
Santosa
(2012:388) menyatakan : ‘Latihan
kekuatan berkaitan dengan menurunnya volume dan kepadatan mitochondria,
yang disebabkan oleh meningkatnya volume myofibril. Hal ini menyebabkan
terjadinya kemampuan aerobik yang rendah pada otot-otot yang dilatih kekuatan.
Setelah membaca pernyataan tersebut secara langsung penulis pernah berdiskusi
dengan bapak santosa perihal latihan kekuatan dan daya tahan aerobic. Mernurut
beliau memang di sarankan untuk melatihkan kekuatan dan daya tahan aerobic pada
sesi yang berbeda. Karena secara fisiologis kedua kompnen latihan tersebut
menuntut perkembangan yang berbeda di dalam sel.
Berdasarkan
pernyataan di atas tentu akan terdapat perbedaan latihan kekuatan dan daya
tahan aerobic yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengang latihan kekuatan dan
daya tahan aerobic yang di latihkan dalam sesi yang berbeda. Padahal dalam
pelatihan di sekolah-sekolah sepak bola secara umum yang hanya memiliki jadwal
latihan dua sampai tiga kali dalam seminggu. Yang artinya tentu saja untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan aerobik dilatihkan dalam satu sesi yang
sama.
Berdasarkan
pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perbandingan latihan
kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan
latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda
terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan aerobik.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian dan latar belakang yang telah diungkapan sebelunya maka masalah
penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan
kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang
dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan
aerobic ?.
C.
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara latihan kekuatan
dan daya tahan aerobik yang dilatihakan dalam sesi yang sama dengan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang
dilatihakan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya
tahan aerobic.
D.
Manfaat
Penelitian
Dalam
penelitian ini penulis mengharapakan ada manfaat dan kegunaan yang bias diperoleh.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Dapat
dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai perbedaan latihan kekuatan
dan daya tahan aerobic yang dilatihakan dalam sesi yang sama dengan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang
dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan
aerobic.
2. Dapat
dijadikan pedoman atau acuan bagi para pelatih dan pihak-pihak yang
berkompeten terhadap pembinaan atlet.
Terutama bagi pelatihan dengan waktu yang terbatas.
E.
Batasan
Penelitian
Agar
penelitian ini teratur dan terarah maka peneliti memberikan batasan dalam
penelitian ini, yani :
1. Fokus
penelitian ini adalah membandingkan latihan
kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan latihan kekuatan dan daya tahan aerobik yang
dilatihkan dalam sesi yang berbeda terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan
aerobic.
2. Latihan
kekuatan yang dilatihkan adalah peningkatan kekuatan maksimal dengan metode hypertropi.
3. Latihan
daya tahan aerobic yang dilatihkan adalah peningkatan daya tahan aerobic dengan
metode interval training.
4. Sampel
penelitian adalah atlet sepak bola Kiara Payung FC U-15
F.
Hipotesis
Hiptesis
ialah pernyataan sementara yang perlu di uji
kebenarannya, Nurhasan, dkk (2008 : 101). Melihat pernyataan tersebut
hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan ini. Dimana
hipotesis ini akan memberikan arah dan
tujuan dari penelitian ini. Hipotesis haruslah menjadi landasan logis dan
memberikan arah pada proses penelitan itu sendiri.
Mengacu
pada asumsi dasar, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut ; latihan
kekuatan dan daya tahan aerobic yang dilatihkan dalam sesi yang sama dengan latihan
kekuatan dan daya tahan aerobik yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan daya tahan
aerobik.
G.
Batasan
Istilah
Untuk
menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini
maka penulis membatasi beberapa istilah sebagai berikut :
1. Latihan,
Harsono (188 : 101) adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau
bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah
beban latihan atau pekerjaannya.
2. Latihan
fisik, Dikdik, dkk (2007 : 51) latihan
fisik merupakan bagian yang terpenting untuk semua cabang olahraga.
Komponen-komponen latihan fisik yang peru diperhatikan dan dikembangkan menurut
Harsono (188 : 100) yaitu daya tahan kardiovascular, daya tahan kekuatan,
kekuatan otot (strength), kentukan (flexibility), kecepatan, stamina,
kelincahan, dan power.
3. Metode
hypertropi, Dikdik, dkk (2007 : 76) metode hypertropi adalah metode latihan
kekuatan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan maksimal dengan menambah
diameter otot. Metode hypertropi menggunakan beban rendah sampai ringan
(intensitas 30-60%) dari kekuatan maksimal dengan repetisi yang banyak dan
irama gerakan yang perlahan.
4. Interval
training, Bompa (1999 : 356) interval
training refers to method of repeating stimull of various intensities with
apreviusly planned rest interval, during which the athletes does not fully
regenerate. Interval training mengacu pada metode pengulangan rangsangan
dari berbagai tingkat intensitas kerja yang sebelunya telah ditentukan waktu
istirahatnya dan rangsangan tersebut terus diberikan ketika atlet belum pulih
sebelumnya dari rasa lelah.
H. Metode
Penelitian
Metode peneltian yang digunakan dalam pnenlitian ini
adalah metode eksperimen. Yang dimaksud metode eksperimen menurut Surakhmad
(1990 : 149) adalah : “Mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil.
Hasil itu menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara
variabel-variabel yang diselidiki”. Dalam suatu penelitian memerlukan
metode yang sesuai dengan tujuan penelitian. Lebih lanjut Surakhmad (1982 :
131) mengemukakan bahwa : “metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan misalnya menguji hipotesa, dengan menggunakan teknik
serta alat-alat tertentu”.
I. Design
Penelitian
1.
Desain
penelitian mutlak sangat diperlukan dalam suatu proses penelitian tentang
rencana pengumpulan data dan menganalissi data agar lebih ekonpmis dan sesuai
dengan penelitian.
2.
Kerangka
umum penelitian, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang
peneliti
3.
Suatu
proses yaitu rangkaian langkah-langkah yangdilakukan secra terencana dan
sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan.
4.
Desain
eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan pre-test
post-test design.
Mengenai
dedain penelitian yang digunakan, peneliti menggambarkannya dalam pola sebagai
berikut :
E1
|
O1
|
X1
|
O2
|
E2
|
O3
|
X2
|
O4
|
E1 : kelompok eksperimen 1
E2 : kelompok eksperimen 2
X1 : treatment latihan kekuatan
dan daya tahan aerobic dalam sesi
yang sama
X2 : treatment latihan kekuatan
dan daya tahan aerobic dalam sesi yang berbeda
O1
dan O3 : tes awal atau observasi awal
O2
dan O4 ; tes akhir atau observasi
akhir
Adapun
langkah-langkah dalam penelitian penulis deskripsikan dalam bentuk seperti
dibawah ini.
populasi
|
sampel
|
Treatment
Latihan kekuatan
dan daya tahan aerobic dalam sesi yang sama
|
Treatment
Latihan kekuatan
dan daya tahan aerobic dalam sesi yang berbeda
|
Tes akhir
|
Analisis data
|
kesimpulan
|
Tes awal
|
J. Variabel
Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.
Variabel
bebas :
·
latihan kekauatn dan daya tahan aerobic
yang dilatihakan dalam sesi yang sama
·
latihan kekuatan dan daya tahan aerobik
yang dilatihkan dalam sesi yang berbeda
2.
Variabel
terikat :
peningkatan
kekuatan dan daya tahan aerobik
K. Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian di tarik kesimpulan (sugiyono, 2002 : 55). Di dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah atlet sepak bola Kiara Payung FC.
2.
Sampel
Sampel adalah hasil
dari penarikan sebagian populasi yang ingin diteliti. Hal ini sesuai dengan
pendapat sutardi (1997 : 35) yang mengemukakan bahwa “sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin
diselidiki”.
Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian , terdapat beberapa teknik sampling
yang digunakan.berkaitan denga teknik sampling, Sugiyono (2009 : 81)
menjelaskan bahwa : “teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu probabilityu sampling dan nonprobability sampling. Probability
sampling simple random, proportionate random, dispropornite stratified random,
dan area random. Nonprobability rsampling meliputi sampling sistematis,
sampling kuota, dampling aklsidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan
snowball sampling.
Berdasarkan
sampling di atas ,penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling
jenuh dalam menentukan samplenya. Teknik sample kenuh , Sugiyono (2009 :
85) menjelaskan bahwa : “sampling jenuh
merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi realtif kecil,
kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generaisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA