UTS
Psikologi Olahraga (take home examination)
Nama
: Herdiansyah Agus
Nim
:1103805
Kelas
: B
PKO
2011
1. Jelaskan
secara singkat, pada, dan menurut kata-kata sendiri tentang :
a. Fungsi,
peranan, pendekatan, dan manfaat dari psikologi, psikologi olahraga, psikologi
kepelatihan, dan pelatihan mental.
b. Konsep
dasar psikologi, psikologi olahraga, psikologi kepelatihan, dan pelatihan
mental.
c. Prinsip-prinsip
perbedaan individu, variability, growth, and development.
d. Prinsip-prinsip
DAP dalam konteks pelatihan fisik, teknik, dan mental.
e. Pentingnya
psikologi olahraga dalam pembelajaran penjas dan pelatihan olahraga dilihat
dari interaksi antara individu dengan lingkungan
f. Sejarah
singkat psikologi, psikologi olahraga, psikologi kepelatihan, dan pelatihan
mental sejak dilahirkannya bidang ilmu-ilmu ini secara otonom sampai saat ini.
2.
Uraikan dengan jelas, singkat, dan padat
hal-hal sebagai berikut :
a. Hakikat
kegembiraan dalam penjas dan pelatihan olahraga
b. Beberapa
strategi untuk membentuk sikap individu dari negatif menjadi posiitif terhadap
aktivitas penjas dan olahraga
c. Berbagai
strategi peningkatan motivasi intrinsik dalam pendidikan jasmani dan pelatihan
olahraga
d. Konsep
dasar tentang sikap dan motivasi dalam olahraga
3.
Kemukakan sebuah ilustrasi (contoh dan
penjelasan)masing-masing tentang :
a. Teori-teori
kepribadian yang banyak diterapkan dalam dunia olahraga
b. Peembentukan
aspek-aspek kepribadian atlet, siswa, pelatih, dan guru penjas melalui
aktifitas pendidikan jasmanin dan olahraga
c. Sifat-sifat
dan tipe kepribadian pelatih yang sesuai dengan tuntutan saat ini
d. Perbedaan
antara konsep mental healt dengan mental higient
e. Keterkaitan
antara kesehatan jasmaniah dengan kesehatan rohaniah, sosial dan spritual
f. Perilaku
agresif dalam situasi olahraga berikut faktor-faktor penyebabnya serta
teknik-teknik pengendaliannya
1.
a.
Pendekatan-pendekatan dalam psikologi
olhraga :
Pendekatan
individual adalah
Pendekatan
yang dilakukan terhadap setiap atlet atau peserta didik secara individual.
Karena setiap atlet atau peserta didik merupakan
individu yang khas yang memiliki kepribadian, kemampuan, potensi, fungsi-fingsi
fisik yang berbeda-beda satu sama lain.
Pendekatan
sosiologis adalah
Pendekatan
yang dilakukan untuk memahami seorang atlet atau peserta didik melalui status
individu dalam kehidupan sosialnya dan keterikatannya dengan elompok-kelompok
sosial.
Pendekatan
interaktif adalah
Pendekatan
yang menitikberatkan pada interaksi antara atlet atau peserta didik dengan
pelatih atau guru. Dan tidak kalah penting interaksi dengan talet yang lain
(olahraga beregu) maupun dengan kelompok yang lain.
Pendekatan
sistem adalah
Pendekatan
yang menitikberatkan pada keterpaduan komponen-komponen yang terlibat di
dalamnya yang ditujukan untuk menghasilkan prestasi setinggi-tingginya.
Pendekatan
multi-dimensional adalah
Pendekatan
olahraga yang bersifat luas (banyak dimensi). Yang melibatkan berbagai macam
dimensi dan disiplin ilmu.
Peranan psikologi olahraga dan psikologi kepelatihan
Peranan psikologi olahraga dan psikologi kepelatihan
sesuai dengan tujuan dari ilmu pengetahuan yaitu : explanation, understanding,
prediction, dan control.
Dapat juga diartikan untuk menjelaskan, memahami,
memprediksi, dan mengontrol perilaku individu yang terjadi dalam situasi
olahraga pada umumnya dan dalam proses kepelatihan pada khususnya.
Manfaat psikologi olahraga dan psikologi kepelatihan
Memahami gejala-gejala psikologis yang terjadi dalam diri siswa atau alet.
Memprediksi tentang kemungkinan-kemungkinan dampak
psikologis yang menguntungkan atau merugikan siswa atau atlet.
Dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan
sesuaidengan keadaan dan perkembangan psikologi siswa atau atlet.
b. Konsep
dasar psikologi
Psyche
berarti jiwa, sukma, dan roh
Logos berarti ilmu
Secara harfiah berarti ilmu tentang
jiwa. Atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan.
Dalam pengertianyang luas psikologi
adalah studi yang sistematis tentang perilaku dan pengalaman.
Konsep dasar psikologi olahraga
Ilmu yang menerapkan atau menggunakan
teori, prinsip-prinsip, metode, dan teknik-teknik psikologis dalam mempelajari,
memahami dan memecahkan masalah-masalah psikologis dalam situasi olahraga.
Konsep dasar psikologi kepelatihan
Ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman
individu atau pun kelompok yang terjadi dalam proses interaksi antara pelatih
dan atlet, dan gejala-gejala yang timbul sebagai akibat perlakuan yang diberika
pelatih.
c. Prinsip-prinsip
perbedaan individu
Seorang individu pasti berbeda dengan individu
lainnya. Memiiliki perbedaan atau keragaman dalam aspek kemampuan dan
kepribadian. Perbedaan baik menyangkut aspek kemampuan nyata maupun kemampuan
tekandung. Keunikan individu didukung oleh struktur organisasi dan ciri-ciri
jiwa raga yang terbentuk secara dinamis. Yang saling berhubungan, berpengaruh,
dan saling berkaitan satu sama lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhu keragaman antara
lain adalah keturunan (hereditas), interaksi dengan lingkungan (environment),
dan faktor perkembangan dan kematangan seorang individu tersebut.
Prinsip-prinsip pertumbuhan, perkembangan, dan
kematangan
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
bertahap, progresif, dan berkesinambungan. Perkembangan berlangsung dari yang
umum menuju yang khusus. Pada usia tertentu terdapat perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan antara pria dan wanita. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung
dalam urutan yang berpola. Proses perkembangan pada tahap awal lebih bersifat
diferensiasi dan pada tahap akhir lebih besifat integrasi antar bagian dan
fungsi organisme
d. Prinsip
DAP (developmentally appropriate
practice)
Pelatihan fisik, taktik, dan mental yang disesuaikan
dengan taraf perkembangan atlet. Dengan mempertimbangkan aspek pertumbuhan,
perkembangan, dan kematangan dari setiap individu.
-
Kepatutan atau kecocokan pelatihan fisik,
taktik, dan mental yang dipilih dengan usia atlet (individu)
-
Kepatutan atau kecocokan pelatihan fisik,
taktik, dan mental yang dipilih dengan karakteristik atlet (individu)
-
Kepatutan atau kecocokan pelatihan
fisik, taktik, dan mental yang dipilih dengan aspek sosial dan kebudayaan atlet
(individu)
e. Dilihat
dari interaksi individu dengan lingkungan yang diharapkan dapat berjalan sesuai
dengan harapan dan norma-norma yang berlaku yang dibina melalui pembelajaran
penjas di sekolah dan pelatihan olahraga. Tentu harus memahami faktor-faktor
kepibadian siswa atau atlet yang dibina. Dan juga lebih detilnya harus memahami
kepribadian atlet dalam berinteraksi dengan lingkugannya. Dan untuk memahami
dan memberikan pembelajaran dan pelatihan yang tepat agar siswa atau atlet dapat
berinteraksi dengan baik dengan lingkungannya tentu harus memiliki pengetahuan
tentang psikologi olahraga. Yang mana
agar seorang guru atau pelatih dapat memahami dan mengarahkan siswa atau
atlet melalui olahraga untuk dapat berinteraksi anatr individu terhadap
lingkungannya
f. Sejarah
psikologi
Didirikannya laboratorium psikologi pertama oleh
Wilhelm Wundt tahun 1886 di leipzig Jerman.
Akhir abad ke-19
dipelopori Ivan N Chenov. Ia mendirikan Moscow institute of psychology
Sejarah psikologi olahraga
Tahun 1801 Stutt (jerman) menulis faktor-faktor
psikologis pada atlet-atlet sepak bola.
Tahun 1895 George W Fitz melakukan studi
pendahuluan dalam psikologi olahraga
dengan menyelidiki reaction time.
Tahun1897-1898 William G Anderson (amerika)melakukan
eksperimen tentang mental practice, transfer of muscular strength, dan transfer
of training.
Tahun 1918 Colemen Robert griffith mulai merintis
penelitian tentang fator-faktor psikologis dalah olahraga bola basket dan sepak
bola.
Tahun 1920 Carl Diem mendirikan laboratorium
psikologi olahraga pertama di dunia.
Tahun 1925 Colemen Robert mendirikan laboratorium
psikologi olahraga di university of illions amerika serikat.
Tahun 1925 A
Puni mendirika laboratorium psikologi olahraga pertama di Rusia.
Tahun 1930an beberapa laboratorium psikologi
olahraga berdiri di AS.
Tahun 1965 the first international congres on sport
psychology di roma. Didirikannya ISSP
(international society of sport psychology)
Tahun 1968
didirikan the canadian societi
for psychomotor learning and sport psychology di university of alberta
Tahun 1969
didirikan eropean federation of sport psychology.
Sejarah pelatihan mental
Tahun 1980an para ahli psikologi olahraga mulai memfokuskan
perhatian terhadap pelatihan-pelatihan psikologis ketimbang hanya
mempelajarinya saja.
Tahun 1988 diselenggarakan olimpic scientific
congres di seoul korea.
Tahun 1989 berdiri the international assosiation of
mental training (IAMT)
2.
a. Hakikat
kegembiraan dalam penjas dan pelatihan olahraga sebenarnya terdapat dalam
kegembiraan bergerak. Dan mendapatkan kesempatan yang sama dalam melakukan
gerakan dengan induvidu-individu lainnya
b. Mempelajari
kenapa seorang individu bersikap negatif terhadap aktivitas penjas dan olahraga
dan kemudian menanggulanginya sesuai dengan penyebabnya.
Melakukan modifikasi suatu olahraga permainan agar
disenangi oleh individu tersebut.
Memberika pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
terhadap indivdu tersebut tentang aktivitas penjas dan olahraga.
Menyesuaikan aktivitas penjas dan pelatihanolahraga
dengan usia, karaktristik, dan aspek sosial-budaya indidu tersebut (prinsip
DAP).
c. Mempelajari
motifasi intrinsik siswa atau atlet dan mengembangkan motifasi tersebut.
Mempelajari motifasi intrinsik siswa atau atlet yang
sudah ada dan mempertahankannya.
Memberikan pengalaman menyenangkan yang disesuaikan
dengan motifasi intrinsik siswa atau atlet tersebut.
Memberikan motifasi baik secara lisan maupun tulisan
yang mengarah pada motifasi intrinsik. Terlebih pada motifasi intrinsik yang suda
ada dalam diri siswa atau atlet.
d. Konsep
dasar sikap dalam olahraga
Sikap merupakan kesiapan mental untuk berbuat.
Sikap
mencerminkan keyakinan yang dianut
tentang perilaku khusus.
Sikap dipengaruhi pengalaman dari lingkungan dan
pengetahuan yang dimiliki.
Sikap terdiri darin 3 unsur, yaitu pengetahuan,
reaksi emosi, dan kecendrungan untuk bertindak.
Konsep dasar motivasi dalam olahraga
Perilaku seseorang ditentukan oleh kebutuhan dalam
mencapai tujuan.
Faktor dari dalam menentukan perbuatan dan faktor
dari luar dapat memperkuat atau
memperlemah motif.
Motivasi mengacu pada faktor-fakot dan proses yang
mendorong untuk bereaksi atau tidak bereaksi dalam berbagai situasi.
Motif adalah suatu rangsangan, pendorong, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.
Motivasi merupakan suatu kondisi internal atau
disposisi (kesiapsiagaan).
3.
a. Contohnya
ada salah satu siswa dalam pembelajaran penjas selalu takut ketika mengahdapi
lawan yang melakukan shooting (dalam sepak bola) atau hanya dengan gerakan
menipu (dalam bentuk shooting).
Setelah dianalisa ternyata siswa tersebut memiliki pengalam
buruk dengan bola yang melesat cepat.
Dalam teori psikodinamik yang sasaran utamanya adalah alam
ketidak sadaran manusia. Ternyata pengalaman butuk siswa tersebut telah terekam
di dalam alam bawah sadarnya. Sehingga apapun bentuk bola yang melesat dengan
cepat ia akan menjadi takut.
b. Contohnya
ketika sebelum dan sesudah melakukan latihan selalu dimulai dan ditutup dengan
berdoa.
Itu adalah salah satu contoh pembentukan aspek-aspek
kepribadian melalui akifitas penjas dan pelatihan olahraga.
Uang ditujukan untuk membentuk aspek spiritual dalam
diri siswa maupun atlet. Dan juga untuk membentuk kedisiplinan dan kebersamaan.
c. Contohnya
adalah nice guy coach
Disenangi banyak orang, penuh perhatian, menumbuhkan
motifasi
Namun ada beberapa ciri yang tidak baik dan harus
disesuaikan. Contohnya terlalu fleksibel dalam melatih. Fleksibels boleh saja
namun jangan sampai terlalu. Sampai-sampai tunduk pada atlet. Oleh sebab itu
pelatih harus berpatokan pada perencanaan latihan dan program latihan yang
telah dirusmuskan.
d. Contohnya
dalam melatih sepak bola. Terdapat atlet yang memiliki mental health (terhindar
dari gangguan dan penyakit jiwa).
Sedangkan pelatih haruslah melakukan mental higient.
Yang mana memelihara mental yang sehat dan mencegah
mental yang tidak sehat.
e. Contohnya
dalam melakukan pelatihan sehari-hari. Beberapa atlet akan sulitdalam berlatih
bila terdapat msalah dalam keluarga atau dengan teman sekelas.
Disiini terlihat hubungan antara kesehatan psikis
dengan kesehatan fisik
f.
Contohnya dalam olahraga sepak bola.
Bila suatu tim melakukan laga di kandang sendiri dengan ribuan fans yang
fanatik. Maka akan timbul motifasi sendiri dan perilaku yang agresif untuk memenangi
pertandingan tersebut.