Nama
: Herdiansyah Agus
Nim
: 1103805
Modul 2 Latihan 1
I.
DEFENISI KONSEP DASAR.
a)
Psikologi adalah
Psyche berarti jiwa, sukma, dan roh
Logos
berarti ilmu
Secara
harfiah berarti ilmu tentang jiwa. Atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala
kejiwaan.
Dalam
pengertianyang luas psikologi adalah studi yang sistematis tentang perilaku dan
pengalaman.
b)
Psikologi olahraga adalah
Ilmu yang menerapkan atau menggunakan teori,
prinsip-prinsip, metode, dan teknik-teknik psikologis dalam mempelajari,
memahami dan memecahkan masalah-masalah psikologis dalam situasi olahraga.
c)
Psikologi kepelatihan adalah
Ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman
individu atau pun kelompok yang terjadi dalam proses interaksi antara pelatih
dan atlet, dan gejala-gejala yang timbul sebagai akibat perlakuan yang diberika
pelatih.
d)
Individu adalah
Perpaduan antara unsur jasmani dan unsur rohani (fisik
dan psikis) yang tidak dapat dipisahkan.
e)
Psikologi terapan adalah
Penerapan atau penggunaan pengetahuan,
prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, pendekatan, metode, dan teknik-teknik psikologi
untuk memahami dan memecahkan masalah pada bidang tertentu lain.
f)
Lingkungan sekitar (umgebung) adalah
Segala
sesuatu yang berada disekitar individu secara obyektif. Seperti lingkungan
alam, manusia, budaya, teknologi, dan sebagainya.
g)
Lingkungan berpengaruh (umwelt) adalah
Segala
sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan terhadap perilaku
individu secara subyektif. Baik bersifat positif maupun negatif.
h)
Lingkungan efektif adalah
Lingkungan yang memberikan perngaruh yang sesuai
harapan atau yang dapat memenuhi kebutuhan individu tersebut.
i)
Psikometrika adalah
Suatu bidang kajian dalam psikologi yang berkaitan dengan tes, measurement,
assessment, dan evaluasi.
j)
Psikologi konseling adalah
Dalam menyelesaikan masalah terkadang individu
membutuhkan orang lain unutk membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam konteks ini jasa konsultasi psikologis sangat berperan.
II.
APLIKASI KONSEP
a)
Alasan istilah ilmu jiwa pada masa lampau mengandung beberapa keberatan bagi para ahli.
Karena yang
dipelajari bukan jiwanya secara langsung. Tapi merupakan ilmu yang mempelajari
jiwa melalui gejala-gejala yang tampak dan dapat dipelajari.
Kemudian jiwa
juga merupakan ssesuatu yang ada namun abstrak dan tersembunyi. Hanya dapat
dipelajari melalui gejala-gejalanya saja yaitu perilaku (behavior)
b)
Contoh kasus dalam pembelajaran penjas di sekolah atau
dalam pelatihan olahraga yang memerlukan penanganan ahli psikologi olahraga
Contohnya
ketika dalam pelatihan olahraga menuju kejuaraan. Beberapa minggu menjelang
kejuaraan seorang atlet tidak pernah datang lagi latihan. Setelah ditelusuri
tenyata atlet tersebut kehilangan motivasi dengan bercerainya kedua orang
tuanya.
c)
Alasan mengapa pembinaan olahraga harus menggunakan
pendekatan berbagai disiplin ilmu secara terpadu
Karena
pembinaan olahraga merupakan hal yang kompleks. Mulai dari pembinaan fisik
sampai pada pembinaan mental. Oleh sebab itu banyak disiplin ilmu yang harus
digunakan atau diterapkan secara terpadu.
d) Mengapa
psikologi kepribadian dan psikometrika amat penting dalam pembinaan prestasi
atlet
Karena dalam
pembinaan prestasi atlet tidak terlepas dari kepribadian atlet itu sendiri.
Juga tidak dapat terlepas dari pengukuran-pengukuran. Kepribadian seorang atlet
tentu berpengaruh besar bagi prestasi atlet itu sendiri. Dan pengukuran berguna
dalam evaluasi.
e)
Perbedaan dan persamaan pembelajaran penjas di sekolah
dengan pelatihan olahraga prestasi
Persamaannya
terletak pada dasar olahraga itu sendiri yaitu bergerak.
Sedangkan
perbedaanya terletak pada tujuan. Penjas bertujuan untuk mengolahragakan siswa
(bergerak). Sedangkan olahraga prestasi tentu tujuannya pada prestasi yang
setinggi-tinggimya. Perbedaanya juga terdapat pada pencabangan olahraga bagi
olahraga prestasi.
f)
Fungsi dan peranan penjas di sekolah dalam konteks
pembinaan olahraga nasional
Dalam penjas
tentu akan terlihat bakat-bakat (terutama usia dini) dari setiap siswa.
Sehingga dapat diarahkan ke dalam ekstrakurikuler yang menampung bakat-bakat siswa
ke dalam cabang-cabang olahraga tertantu.
III.
TES FORMATIF.
2.
2) c 7)
b
3.
3) a 8) a
4.
4) c 9)
a
5.
5) d 10) d